Thursday, June 14, 2012

Pengertian Historiografi Tradisional, Historiografi Kolonial, dan Historiografi Nasional

a.Historiografi Tradisional




Sesuai dengan namanya, historiografi tradisional, maka historiografi
ini berasal dari masa tradisional, yakni masa kerajaan-kerajaan kuno.
Penulisnya adalah para pujangga atau yang lain, yang merupakan pejabat
dalam struktur birokrasi tradisional bertugas menyusun sejarah (babad,
hikayat).
Contoh-contoh historiografi tradisional di antaranya ialah : sejarah
Melayu, hikayat raja-raja Pasai, hikayat Aceh, Babad Tanah Jawi, Babad
Pajajaran, Babad Majapahit, Babad Kartasura dan masih banyak lagi.




Adapun ciri-ciri dari historiografi tradisonal adalah sebagai berikut.
1) Religio sentris, artinya segala sesuatu dipusatkan pada raja atau keluarga
raja (keluarga istana), maka sering juga disebut istana sentris atau keluarga
sentris atau dinasti sentris.
2) Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan
kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya. Historiografi tersebut
tidak memuat riwayat kehidupan rakyat, tidak membicarakan segi-segi sosial
dan ekonomi dari kehidupan rakyat.
3) Religio magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang
gaib.
4) Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.
5) Tujuan penulisan sejarah tradisional untuk menghormati dan meninggikan
kedudukan raja, dan nama raja, serta wibawa raja; agar supaya raja tetap
dihormati, tetap dipatuhi, tetap dijunjung tinggi. Oleh karena itu banyak
mitos, bahwa raja sangat sakti, raja sebagai penjelmaan/titisan dewa, apa
yang dikatakan raja serba benar, sehingga ada ungkapan "sadba pandita
ratu datan kena wowawali" (apa yang diucapkan raja tidak boleh berubah,
sebab raja segalanya). Dalam konsep kepercayaan Hindu bahwa raja adalah
"mandataris dewa", sehingga segala ucapan dan tindakannya adalah benar.
6) Bersifat regio-sentris (kedaerahan), maka historiografi tradisional banyak
dipengaruhi daerah, misalnya oleh cerita-cerita gaib atau cerita-cerita dewa
di daerah tersebut.
7) Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan kharisma
(bertuah, sakti).


b. Historiografi Kolonial
Berbeda dengan historiografi tradisional, historiografi kolonial merupakan
penulisan sejarah yang membahas masalah penjajahan Belanda atas bangsa
Indonesia oleh Belanda. Penulisan tersebut dilakukan oleh orang-orang Belanda
dan banyak di antara penulis-penulisnya yang tidak pernah melihat Indonesia.
Sumber-sumber yang dipergunakan ialah dari arsip negara di negeri Belanda
dan di Jakarta (Batavia); pada umumnya tidak menggunakan atau mengabaikan
sumber-sumber Indonesia. Sesuai dengan namanya yaitu historiografi kolonial,
maka sebenarnya kuranglah tepat bila disebut penulisan sejarah Indonesia. Lebih




tepat disebut sejarah bangsa Belanda di Hindia Belanda (Indonesia). Mengapa
demikian? Hal ini tidaklah mengherankan, sebab fokus pembicaraan adalah
bangsa Belanda, bukanlah kehidupan rakyat atau kiprah bangsa Indonesia di
masa penjajahan Belanda.
Itulah sebabnya sifat pokok dari historiografi kolonial ialah Eropa sentries
atau Belanda sentris. Yang diuraikan atau dibentangkan secara panjang lebar
adalah aktivitas bangsa Belanda, pemerintahan kolonial, aktivitas para pegawai
kompeni (orang-orang kulit putih), seluk beluk kegiatan para gubernur jenderal
dalam menjalankan tugasnya di tanah jajahan, yakni Indonesia. Aktivitas rakyat
tanah jajahan (rakyat Indonesia) diabaikan sama sekali.
Contoh historigrafi kolonial, antara lain sebagai berikut.
1) Indonesian Trade and Society karangan Y.C. Van Leur.
2) Indonesian Sociological Studies karangan Schrieke
3) Indonesian Society in Transition karangan Wertheim.


c. Historiografi Nasional
Sesudah bangsa Indonesia memperoleh kemerdekan pada tahun 1945;
maka sejak saat itu ada kegiatan untuk mengubah penulisan sejarah Indonesia
sentris. Artinya bangsa Indonesia dan rakyat Indonesia menjadi fokus perhatian,
sasaran yang harus diungkap, sesuai dengan kondisi yang ada; sebab yang
dimaksud dengan sejarah Indonesia adalah sejarah yang mengungkapkan
kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala aktivitasnya, baik politik,
ekonomi, sosial maupun budaya. Dengan demikian maka muncul historiografi
nasional yang memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri sebagai berikut.
1) Mengingat adanya character and nation-building.
2) Indonesia sentris.
3) Sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia.
4) Disusun oleh orang-orang atau penulis-penulis Indonesia sendiri, mereka
yang memahami dan menjiwai, dengan tidak meninggalkan syarat-syarat
ilmiah.
Contoh historiografi nasional, antara lain sebagai berikut.
1) Sejarah Perlawanan-Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme,
editor Sartono Kartodirdjo.
2) Sejarah Nasional Indonesia, Jilid I sampai dengan VI, editor Sartono
Kartodirdjo.
3) Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara, karya R. Moh.
Ali.
4) Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Jilid I sampai dengan XI, karya
A.H. Nasution, dan masih banyak lagi.
5) Coba sebutkan empat lagi!
....READ MORE - Pengertian Historiografi Tradisional, Historiografi Kolonial, dan Historiografi Nasional

Tujuan dan Pengertian Periodisasi

Klasifikasi dalam ilmu sejarah menghasilkan pembagian zaman, periode,
babakan waktu atau masa. Kurun adalah satu kesatuan waktu yang isi, bentuk
dan waktunya tertentu.


Dalam periodisasi diadakan serialisasi rangkaian babakan menurut urutan
zaman. Sejarah dibagi-bagi menjadi zaman-zaman dengan ciri-cirinya masingmasing.
Periodisasi sangat penting dalam historiografi karena merupakan batang
tubuh cerita sejarah. Periodisasi mengungkapkan ikhtisar sejarah dan di
dalamnya harus dapat dikenali jiwa atau semangat setiap zaman, masing-masing
pola dan struktur urutan kejadian, atau peristiwa-peristiwa. Periodisasi dapat
disusun berdasarkan perkembangan politik, perekonomian, kesenian, agama
dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas menentukan/memilih periodisasi,
yang mencerminkan keyakinannya, pendiriannya, dan visi sejarahnya.


a. Pengertian Periodisasi
Periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses strukturisasi
waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau
periode. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan
dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu
kesatuan waktu tertentu. Periodisasi atau pembagian babakan waktu merupakan
inti cerita sejarah.


b. Tujuan Periodisasi
Mengetahui pembabakan waktu sejarah akan sangat bermanfaat bukan saja
bagi penulis sejarah akan tetapi juga bagi para pembaca/penggemar cerita
sejarah apalagi bagi para siswa yang belajar ilmu sejarah. Cerita sejarah yang
ditulis para sejarawan dengan menempatkan skenario peristiwa sejarah dalam
setting babakan waktu, akan sangat memudahkan serta menarik para pembaca
atau siswa untuk mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.
Adapun tujuan dari pembabakan waktu adalah sebagai berikut.


1) Melakukan penyederhanaan
Gerak pikiran dalam usaha mengerti ialah melakukan penyederhanaan.
Begitu banyaknya peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam disusun
menjadi sederhana, sehingga mendapatkan ikhtisar yang mudah dimengerti.


2) Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis,
golongan suku, bangsa, dan seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah
meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang tidak terbatas peristiwa
dan waktunya dipastikan isi, bentuk, dan waktunya menjadi bagian-bagian
babakan waktu.



3) Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan
pemecahan suatu masalah. Ahli kronologi menerangkan pelbagai tarikh,
atau sistem pemenggalan yang telah dipakai dipelbagai tempat dan waktu,
memungkinkan kita untuk menerjemahkan pemenggalan dari satu tarikh
ke tarikh yang lain.


4) Memudahkan pengertian
Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak
itu dikelompok-kelompokkan, disederhanakan, dan diikhtisarkan menjadi
satu tatanan (orde), sehingga memudahkan pengertian.


5) Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
Semua peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokkan antara
motivasi dan pengaruh peristiwa itu kemudian disusun secara sistematis.
Jadi, tujuan diadakannya periodisasi ialah untuk mengadakan tinjauan
menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa dan saling hubungannya dengan
berbagai aspeknya. Pelaksanaan periodisasi yang paling mudah ialah dengan
pembabakan yang disusun berdasarkan urutan abad. Akan tetapi, periodisasi
yang demikian mempunyai kelemahan tidak mengungkapkan corak yang
khas zaman-zaman yang ditinjau.
....READ MORE - Tujuan dan Pengertian Periodisasi

Kegunaan Sejarah

Sejarah adalah pengalaman masa lampau, oleh sebab itu apabila dipelajari
dengan baik dan benar akan banyak gunanya, banyak manfaatnya, serta
mempunyai arti penting dalam kehidupan masyarakat.
Banyak tokoh yang mengemukakan pendapatnya mengenai kegunaan
sejarah, antara lain C.P. Hill (1956) yang menyatakan bahwa mempelajari sejarah
banyak kegunaannya bagi peserta didik, antara lain:


1. secara unik dapat memuaskan rasa ingin tahu tentang orang lain, tentang
kehidupan para tokoh/pahlawan, perbuatan, dan cita-citanya dan juga dapat
membangkitkan kekaguman tentang kehidupan manusia masa lampau,
2. melalui pengajaran sejarah dapat dibandingkan kehidupan zaman sekarang
dengan masa lampau,
3. melalui pengajaran sejarah dapat diwariskan kebudayaan umat manusia,
4. lewat pengajaran sejarah di sekolah-sekolah dapat membantu mengembangkan
cinta tanah air di kalangan para siswa.



Hubungannya dengan pengajaran, Sartono Kartodirdjo (1992) mengatakan
bahwa sejarah mempunyai kegunaan genetis dan didaktis. Dengan pengetahuan
sejarah dimaksudkan agar generasi berikut dapat mengambil hikmah dan
pelajaran dari pengalaman nenek moyang. Di samping itu suri tauladan mereka
dapat menjadi model bagi keturunannya. Selanjutnya Nugroho Notosusanto
(1979) mengungkapkan bahwa dengan mempelajari sejarah akan memiliki wawasan
sejarah. Dengan wawasan sejarah dapat mengkonsepkan proses sejarah
yang berguna untuk mengantisipasi masa depan.
Dengan demikian mempelajari sejarah banyak kegunaannya/manfaatnya,
antara lain sebagai berikut.


1. Memberikan Kesadaran Waktu
Kesadaran waktu yang dimaksud ialah kehidupan
dengan segala perubahan, pertumbuhan, dan perkembangannya
terus berjalan melewati waktu. Kesadaran itu
dikenal juga sebagai kesadaran akan adanya gerak sejarah.
Kesadaran tersebut memandang peristiwa-peristiwa sejarah
sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa silam
bermuara ke masa kini dan berlanjut ke masa depan.


2. Memberi Pelajaran
Sejarah memberikan pelajaran, sering kita mendengar
ucapan:" belajarlah dari sejarah". Dengan mempelajari sejarah seseorang atau
suatu bangsa, kita akan bercermin dan menilai peristiwa-peristiwa masa lampau
yang merupakan keberhasilan/prestasi dan peristiwa-peristiwa masa lampau
yang merupakan kegagalan. Peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lampau,
baik yang positif maupun negatif dijadikan hikmah. Untuk nilai-nilai positif yakni
keberhasilan-keberhasilan kita pertahankan dan kita tingkatkan, sebaliknya untuk
nilai-nilai negatif, kesalahan-kesalahan masa silam tidak terulang lagi. Dengan
ini jelas bahwa sejarah memberikan pelajaran yang dapat memberikan kearifan
dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya. Pepetah Jawa mengatakan "mikul
dhuwur mendem jero".


3. Sumber Inspirasi (Ilham)
Inspirasi berarti memberikan ilham atau semangat yang berkaitan dengan
pelajaran sejarah tentang semangat nasionalisme dan patriotisme. Dapat juga
dikatakan sejarah berfungsi untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, cinta
bangsa dan tanah air. Fungsi sejarah ini sangat disadari terutama dalam hal
yang disebut nation building misalnya ingin melestarikan nilai-nilai perjuangan
1945 seperti persatuan dan kesatuan, rela berkorban, berjuang tanpa pamrih,
semangat gotong royong dan sebagainya. Dengan demikian, belajar sejarah
akan memperkukuh rasa kebangsaan, cinta bangsa, dan tanah air.



4. Memberikan Ketegasan Identitas Nasional dan Kepribadian Suatu Bangsa
Identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa terbentuk dari keseluruhan
pengalaman sejarah suatu bangsa tersebut. Oleh karena setiap bangsa memiliki
pengalaman sejarah yang berbeda-beda, maka identitas dan kepribadian suatu
bangsa juga berbeda-beda. Itulah sebabnya, kepribadian seseorang atau suatu
bangsa bersifat unik. Dengan mempelajari sejarah akan lebih memperjelas
identitas nasional dan kepribadian bangsa.


5. Memberikan Hiburan
Dengan mempelajari sejarah yang indah dan menarik tentang suatu tokoh
atau peristiwa, maka akan memperoleh hiburan. Dengan mempelajari kisahkisah
sejarah di tempat yang jauh, di negara-negara lain, maka seolah-olah kita
bertamasya dan memberikan kepuasan dalam bentuk "pesona perlawatan".
Fungsi pengajaran sejarah juga terlihat dari ungkapan Latin "historia magistra
vitae" yang artinya "sejarah guru kehidupan". Frederic Harrison secara lengkap
menyatakan bahwa sejarah : "mengajarkan kepada kita sesuatu tentang kemajuan
umat manusia, bahwa sejarah itu menceritakan kepada kita beberapa semangat
luhur yang meninggalkan jejak-jejaknya sepanjang masa, bahwa sejarah itu
menunjukkan kepada kita bagaimana bangsa-bangsa di muka bumi ini saling
berjalin dalam satu tujuan dan memiliki tujuan-tujuan mulia yang telah memancarkan
kesadaran kemanusiaan". Dengan demikian sejarah mempunyai arti
dan peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat.
Aktivitas dan
....READ MORE - Kegunaan Sejarah

Wednesday, June 13, 2012

Cara Membuat Otak Anda Lebih Cerdas

Para ilmuwan dari University of California, Berkeley, AS, pernah meneliti otak tikus. Mereka menemukan, otak tikus tumbuh sebesar 4 persen saat mereka dipaksa menjalankan tugas mental setiap hari, misalnya mencari jalan keluar dari lorong yang berliku, memanjat tangga, dan bersosialisasi dengan tikus lain.


Nah, otak tikus saja bisa dilatih untuk tumbuh, apalagi otak manusia. Makin dilatih, otak kita pasti kian tajam. Kehilangan daya ingat dalam jumlah tertentu pada usia berapa pun adalah wajar, sama seperti terjadinya perubahan pada organ tubuh lain. Yang penting, jangan malas untuk rajin melatih otak kita agar daya ingat tetap kuat sepanjang masa.


Inilah 11 Cara membuat Otak Anda Lebih Cerdas:


1. Latih kemampuan mengamati.


Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa yang Anda lihat, mulai dari yang paling sederhana dan diteruskan dengan observasi yang lebih rumit.


2. Asah indra.


Bisa dilatih dengan membedakan rasa makanan yang disukai dan yang tidak. Menyadari bau dan aroma di sekitar atau bunyi-bunyian yang ada di jalan atau mungkin rasa panas atau dingin udara di sekitar Anda.


3. Hafalkan nama teman-teman dan pasangkan nomor teleponnya.


Ada berapa yang bisa diingat? Latih supaya bisa mengingat lebih banyak.


4. Pelajari sesuatu yang baru.


Banyak membaca dan berkenalan dengan hal-hal lain yang mungkin bukan bidang Anda, bisa bahasa asing, pengetahuan tentang komputer, dan lain-lain.


5. Gunakan tangan supaya mengikuti petunjuk otak.


Misalnya bermain gitar, mengetik tanpa melihat tuts, mengerjakan prakarya dari kayu, atau berlatih menulis halus.


6. Tekuni hobi.


Gunakan kesempatan untuk mengembangkan hobi Anda.


7. Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting


Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting, menyangkut anggota keluarga, teman, atau perayaan tertentu.


8. Hafalkan sesuatu yang Anda sukai.


Bisa jadi itu puisi, lagu, kalimat dari sebuah buku atau kata-kata seseorang. Sebisa mungkin juga usahakan agar kalimat yang digunakan adalah bahasa asing.


9. Latihan menghafal urutan angka berderet panjang


Latihan menghafal urutan angka berderet panjang misalnya 32145687390282930498.
Ini adalah bentuk latihan memperbaiki daya ingat jangka pendek. Lakukan dengan mengelompokkan atau memecah bilangan itu menjadi beberapa bagian, misalnya 3214568 kemudian 7390282 dan terakhir 930498.


10. Ingat perjalanan pribadi.


Apa yang sedang Anda kerjakan satu jam lalu, minggu lalu pada hari Rabu pukul 10.00, misalnya. Dengan siapa, di mana, dan seterusnya.


11. Ingat dan teliti ulang pengeluaran harian.


Apa yang Anda beli kemarin? Berapa uang yang ada dalam dompet Anda sekarang? Kapan Anda terakhir mengambil uang tunai, dan seterusnya.


Latihan-latihan ini akan memungkinkan sel otak tetap aktif dan jaringan penghubung antarsel otak semakin rapat. Kegiatan mental yang menantang meningkatkan jumlah sirkuit aktif atau sinapsis dalam otak. Semakin banyak sirkuit, semakin banyak asosiasi, makin besar pula kemampuan mengingat.
....READ MORE - Cara Membuat Otak Anda Lebih Cerdas

Daftar Nama Mata Uang Dunia

Daftar Nama Mata Uang Dunia - Setiap negara tentu memilki mata uang yang berbeda-beda dan kurs yang berbeda pula. Biasanya yang menjadi patokan adalah USD atau United States Dollar/Dollar Amerika. Nama mata uang dunia juga masuk ke mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Untuk lebih mengetahui mengenainama mata uang dunia silakan lihat daftar dibawah ini:  

Abbesinia : Dollar                   Afghanistan : Afgani
Afrika Selatan : Rand              Afrika Tengah : Franc
Albania : Lek                          Aliazair : Dinar
Amerika Serikat : Dollar           Angola : Kwanza
Argentina : Peso                    Australia : Dollar
Austria : Shilling                     Bangladesh : Taha
Belanda : Gulden                    Belgia : Franc
Bolivia : Boliviarnus                Brazil : Cruzeiro
Brunei Darussalam : Dollar      Bulgaria : Lev
Canada : Dollar                      Cekoslovakia : Koruna
Ceylon : Rupee                      Chad : Franc
Chili : Peso                            Cina : Yuan
Denmark : Krone                   Dominika : Peso
EI Salvador : Kolon                Emirat Arab : Dirham
Equador : Sucrve                   Ethiopia : Birr
Filipina : Peso                        Finlandia : Markka
Ghana : Cedi                         Guatemala : Queizal
Haiti : Courde                       Honduras : Lempira
Hongaria : Forint                   Hongkong : Dollar
India : Rupee                        Indonesia : Rupiah
Inggris : Pound Sterling          Irak : Dinar
Iran : Real                            Irlandia : Pound
Islandia : Krona                     Italia : Lire
Jamaika : Dollar                     Jepang : Yen
Jerman : Deutsche Mark          Kamboja : Riel
Kamerun : Franc                    Kenya : Shilling
Kolumbia : Peso                    Kongo : Franc
Korea Selatan. : Won             Korea utara : Won
Kuba : Peso                          Kuwait : Dinar
Laos : New Kip                      Libanon : Pound
Liberia : Dollar                       Libia : Dinar
Luxemburg : Franc                 Malaysia : Ringgit
Malvinas : Pound                   Maroko : Dirham
Meksiko : Peso                      Mesir : Pound
Monako : Franc                     Mongolia : Tugrik
Mozambik : Escudo                Muangthai : Bath
Myanmar : Kyat                     Namibia : Rand
Nepal : Rupee                       New Zealand : Dollar
Nicaragua : Kordoba              Nigeria : Naira
Norwegia : Kroon                  Oman : Rial
Pakistan : Rupee                   Panama : Balboa
Papua Nugini : Kina               Paraguay : Guarani
Perancis : Franc                     Peru : Sole
Polandia : Zloty                     Portugal : Escudo
Qatar : Riyal                          Rumania : Leu
Saudia Arabia : Riyal              Senegal : Franc
Singapura : Dollar                  Siprus : Pound
Spanyol : Peseta                   Srilanka : Rupee
Sudan : Pound                       Suriah : Pound
Suriname : Guilder                 Swedia : Kroon
Swiss : Franc                        Syria : Pound
Taiwan : Dollar                      Tanzania : Shilling
Tunisia : Dinar                      Turki : Lira
Uganda : Shilling                   Uruguay : Peso
Vatikan : Lira                        Venezuela : Bolivar
Vietnam : Dong                     Yaman : Imani
Yordania : Dinar                    Yugoslavia : Dinar
Yunani : Drachma                  Zaire : Zaire
Zambia : Kwacha                   Zimbabwe : Dollar Zimbabwe
  
Nah, semoga dengan daftar nama mata uang dunia bisa bermanfaat bagi kita.
....READ MORE - Daftar Nama Mata Uang Dunia

Sejarah sebagai Ilmu

Berdasarkan uraian di atas kita ketahui bahwa sejarah mempunyai beberapa
pengertian, yaitu sebagai berikut.


a. Sejarah sebagai peristiwa adalah menyangkut peristiwanya itu sendiri, yang
sekali terjadi, sehingga tidak berulang



b. Sejarah sebagai kisah adalah menyangkut penulisan kembali peristiwa
tersebut oleh seorang sejarawan/siapa saja yang berminat terhadap sejarah
lewat jejak-jejak masa lalu.


Selain sejarah sebagai peristiwa dan sebagai kisah, sejarah juga sebagai
ilmu. Untuk memahami tentang sejarah sebagai ilmu ; perlu kiranya mengetahui
apa ilmu itu dan apa kriterianya? Ada beberapa jalan untuk mencari pengetahuan,
antara lain sebagai berikut.


a. Dengan jalan mendengarkan cerita orang lain
Pengetahuan yang didapat dari mendengarkan cerita orang, belum sahih
jika belum ada bukti-bukti pengujiannya, sebab mungkin sekali cerita itu
hanya mengisi waktu luang.


b. Dengan jalan keterangan/penelitian
Pengetahuan yang berdasarkan keterangan, memberi dasar yang kuat, dan
kokoh akan pengetahuan kita.


c. Dengan jalan pengalaman sendiri
Pengetahuan berdasarkan pengalaman ada yang berdasarkan kenyataan yang
pasti; tetapi derajat kebenarannya tergantung akan ketajaman pengetahuan
kita.


Untuk membedakan pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan penelitian
dapat diberikan beberapa contoh sebagai berikut.
Seorang petani menggunakan pupuk untuk tanamannya karena berdasarkan
pengalamannya, tanaman yang dipupuk memberikan hasil lebih baik daripada
tanaman yang tidak dipupuk. Pengetahuan tersebut berdasarkan pengalamannya
sendiri. Lain halnya seorang ahli tanaman, memberikan pupuk pada tanaman
berdasarkan penyelidikan/penelitian, bahwa tanaman itu memerlukan jenis
pupuk tertentu dan pada saat-saat tertentu sehingga hasilnya baik.
Kedua contoh tersebut di atas sama-sama pengetahuan untuk memupuk
tanaman. Pengetahuan yang didapat berdasarkan pengalaman, disebut pengetahuan
pengalaman atau sering disingkat pengalaman. Adapun pengetahuan
yang didapat berdasarkan penelitian disebut ilmu. Suatu pengetahuan disebut
ilmu jika memenuhi beberapa kriteria, yakni : (1) memiliki metode yang efisien,
(2) memiliki obyek yang definitif, (3) memiliki formulasi kebenaran yang umum,
(4) adanya penyusunan yang sistematis, dan (5) memiliki kebenaran yang objektif.
Dari uraian di atas mengenai ciri-ciri ilmu, bagaimanakah dengan sejarah?
Jelaslah bahwa sejarah juga termasuk ilmu tersendiri, karena memiliki persyaratan
sebagai ilmu, yakni:


a. Memiliki Tujuan
Ilmu memiliki tujuan sendiri untuk membedakan dengan ilmu yang lain.
Artinya, dengan memiliki tujuan, sesuatu ilmu akan dibatasi oleh objek material
atau sasaran yang jelas. Misalnya, objek ilmu kedokteran adalah manusia dan

masyarakat dengan sasaran pokok tubuh manusia (misalnya penyakit). Dengan
demikian fokus usahanya ialah usaha untuk menyembuhkan supaya manusia
menjadi sehat. Ilmu kedokteran juga bertujuan untuk memanfaatkan ilmu dan
teknologi kedokteran demi untuk menjaga kesehatan manusia dan masyarakat.
Sementara itu, objek kajian sejarah adalah kehidupan manusia masa lampau,
yang selanjutnya dapat dikaitkan dengan kehidupan masa sekarang dan masa
yang akan datang sebagai kontinuitas kehidupan. Sejarah memiliki ruang lingkup
yang jelas, yakni apa yang dipikirkan, dilakukan, dan dirasakan oleh manusia.


b. Memiliki Metode
Metode dalam arti yang luas adalah cara atau jalan untuk melakukan sesuatu
menurut aturan tertentu. Dengan menggunakan metode, maka seseorang dapat
melakukan kegiatan secara lebih terarah. Dengan demikian kegiatan tersebut
bersifat lebih praktis sehingga dapat mencapai hasil maksimal. Kumpulan
pengetahuan yang memiliki metode akan dapat tersusun secara lebih terarah,
lebih teratur serta lebih mudah dipelajari. Tanpa suatu metode, suatu pengetahuan
mengenai apa pun tidak dapat digolongkan ke dalam ilmu.
Sejarah memiliki metode tersendiri dalam kerangka penelitiannya, yakni
metode sejarah meliputi pengumpulan, mengadakan penilaian sumber (kritik),
penafsiran data dan penyajian dalam bentuk cerita sejarah (historiografi).


c. Pemikiran yang Rasional
Ilmu hanya dapat dipahami dengan akal pikiran yakni dengan menggunakan
penalaran yang sehat. Analisis yang dilakukan terhadap sejumlah pengetahuan
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh aturan-aturan
logika untuk mencapai suatu kesimpulan. Proses penyimpulan itu disebut
penalaran.
Demikian pula dengan syariah apa yang disajikan dalam bentuk sejarah
diusahakan sejauh mungkin mendekati seperti peristiwanya. Hal ini dapat
dilakukan dengan analisis data secara ilmiah dengan menggunakan rasio.


d. Penyusunan yang Sistematis
Penyusunan secara sistematis memungkinkan pengetahuan yang diteliti
saling berkaitan dengan bidang ilmu lain sehingga merupakan suatu kesatuan
yang saling berhubungan satu sama lain. Dengan demikian, berbagai pengetahuan
tersebut tidak saling bertentangan melainkan dapat runtut dan konsisten.
Jadi, yang dimaksud dengan ilmu bukan hanya sekedar kumpulan pengetahuan
yang terkumpul menjadi satu.
Penyusunan secara sistematis pengetahuan sejarah mulai dari langkah yang
pertama (pengumpulan sumber) sampai dengan yang terakhir (penulisan sejarah
sebagai kisah).



e. Kebenaran Bersifat Objektif
Pengetahuan ilmiah dapat dikomunikasikan dengan orang lain dan
kebenarannya dapat diterima oleh orang lain juga, karena sesuai dengan
kenyataan (objektif). Sejarah sepanjang menyangkut tentang fakta adalah objektif.
Oleh karena fakta sejarah adalah objektif, maka penulisannya harus berdasarkan
fakta tersebut. Dengan demikian, sejarah memiliki kebenaran objektif.
Dengan kriteria seperti tersebut di atas, maka jelas bahwa sejarah dapat
dimasukkan dalam ilmu tersendiri. Jadi ilmu sejarah memperoleh kedudukan
sebagai ilmu setelah pelbagai peristiwa sejarah itu disoroti sebagai suatu
permasalahan dengan cara menganalisis hubungan sebab akibat sedemikian
rupa, sehingga dapat ditemukan hukum-hukum sejarah tertentu yang menjadi
patokan bagi terjadinya peristiwa.


f. Sejarah sebagai Seni
Satu pertanyaan yang terbersit dalam pemikiran kita setelah kita mengetahui
bahwa sejarah merupakan ilmu tersendiri karena berbagai kriteria yang
dimilikinya, yaitu mengapa sejarah juga sebagai seni?
Apabila seseorang menulis (sejarah sebagai kisah), berdasarkan jejak-jejak
masa lampau yang berupa sumber-sumber yang telah diseleksi secara ilmiah,
maka sumber itu merupakan sumber lepas dan belum dianggap sejarah. Hasil
penelitian terhadap sumber-sumber itu barulah menjadi bahan-bahan dalam
penyusunan penulisan sejarah sebagai kisah. Bahan-bahan lepas, daftar atau
deretan angka-angka tahun serta catatan-catatan peristiwa itu semuanya baru
merupakan kronik, dan bukan sejarah. Semuanya baru bisa dikatakan sejarah
setelah dirangkai, disusun oleh seorang sejarawan atau peminat sejarah dengan
menggunakan metode sejarah. Dengan demikian jelas bahwa, meskipun
seseorang menulis suatu kisah/sejarah berdasarkan sumber-sumber yang sama
belum tentu hasilnya akan sama. Perbedaan itu bukan dalam data, atau pun
sumbernya, tetapi penafsirannya dan penyimpulannya. Sebab latar belakang
penulis juga ikut mewarnainya, seperti pendidikan, falsafah hidupnya, dan
pengalaman, begitu juga penuturannya.


Jadi meskipun sejarah disusun berdasarkan bahan-bahan secara ilmiah, tetapi
penyajiannya menyangkut soal keindahan bahasa, dan seni penulisan; maka
kita cenderung untuk menyimpulkan bahwa sejarah termasuk juga sebagai karya
seni, tetapi yang benar-benar seni juga tidak, sebab proses penelitiannya
dilakukan secara ilmiah.


Dengan demikian jelaslah bahwa dalam proses penelitiannya sumber sejarah
bersifat ilmiah, tetapi dalam taraf penulisannya sejarah bersifat seni.
....READ MORE - Sejarah sebagai Ilmu

Tuesday, June 12, 2012

Cara Membuat Bioetanol dari Singkong

Anda tak percaya ? Sekarang mulailah untuk mempersiapkan tikar karena kita akan bertualang sejenak ke kebun belakang rumah. Begini ceritanya….
Negara-negara maju telah mengembangkan energi alternatif yang dapat menggantikan peranan minyak bumi dan sumber bahan alam (terutama galian) yang berfungsi sebagai bahan bakar. Cadangan minyak bumi yang semakin menipis karena peningkatan kebutuhan serta jumlah penduduk dunia yang bombastis (China saja jumlah penduduknya sudah 1 milyar…) adalah faktor pendorong giatnya ilmuwan dalam mencari sumber energi baru yang dapat diperbaharui, murah dan aman bagi lingkungan (terutama yang berasal dari nabati).


Beberapa bahan bakar alternatif yang popular adalah biodiesel, biogas, biofuel, hydrogen dan energi nuklir. Biofuel adalah salah satu turunan dari biomassa. Biofuel merupakan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan atau hewan, biasanya dari pertanian, sisa padatan juga hasil hutan.
Coba kita lihat biofuel, khususnya etanol. Melalui proses sakarifikasi (pemecahan gula komplek menjadi gula sederhana), fermentasi, dan distilasi, tanaman-tanaman seperti Jagung, Tebu dan Singkong dapat dikonversi menjadi bahan bakar.
Kebetulan beberapa waktu yang lalu menemukan cara pembuatan etanol dari singkong yang diterapkan oleh Bapak Tatang H Soerawidjaja. Pengolahan berikut ini berkapasitas 10 liter per hari :


1. Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil.
2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku
3. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless si eel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100″C selama 0,5 jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.
4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam langki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati
5. Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17—18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.
6. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28—32″C dan pH 4,5—5,5.
7. Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6—12% etanol
8. Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
9. Meski telah disaring, etanol masih bercampurair. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78″C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C. Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
10. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larul, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100″C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dieampur denganbensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120— 130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek
....READ MORE - Cara Membuat Bioetanol dari Singkong

Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutero Melayu

a. Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua)
Kira-kira pada tahun 1500 SM bangsa Proto Melayu masuk ke
Indonesia. Bangsa Proto Melayu memasuki Indonesia melalui dua jalur/
jalan, yakni jalan barat, yaitu melalui Malaya - Sumatra dan jalan timur, yaitu
melalui Pilipina - Sulawesi Utara.
Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi
daripada kebudayaan Homo Sapiens Indonesia. Kebudayaan mereka adalah
kebudayan batu-baru atau Neolitikum (neo = baru, lithos = batu). Meskipun
barang-barang hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah
dikerjakan dengan baik. Barang-barang hasil kebudayaan yang terkenal ialah
kapak persegi dan kapak lonjong.
Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa Proto Melayu yang
melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong dibawa melalui
jalan timur. Bangsa Proto Melayu akhirnya terdesak dan bercampur dengan
bangsa Deutero Melayu yang kemudian menyusul masuk ke Indonesia.
Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu,
misalnya suku bangsa Batak, Dayak, dan Toraja.


b. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda)
Kira-kira tahun 500 SM, nenek moyang kita gelombang ke dua mulai
memasuki Indonesia. Bangsa Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui
satu jalan saja, yaitu jalan barat (yakni melalui Malaya - Sumatera ). Menurut
N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda ini berasal
dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga mereka ini kadang kala disebut
orang-orang Dongson. Mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi
daripada bangsa Proto Melayu. Peradaban mereka ditandai dengan
kemampuan mengerjakan logam dengan sempurna. Barang-barang hasil
kebudayaan mereka telah terbuat dari logam. Mula-mula dari perunggu dan
kemudian dari besi. Hasil kebudayaan logam di Indonesia yang terpenting
ialah kapak corong atau kapak sepatu dan nekara. Di bidang pengolahan
tanah, mereka telah sampai pada usaha irigasi atas tanah-tanah pertanian
yang berhasil mereka wujudkan, yakni dengan membabad hutan terlebih
dahulu. Sudah selayaknya mereka mencari daerah-daerah seperti di Jawa
dan pantai-pantai Sumatra untuk digarap seperti di negeri asal mereka.
Mereka juga telah mengenal perikanan laut dan pelayaran, sehingga rute
perpindahan ke Nusantara juga memanfaatkan jalan laut. Bangsa Indonesia

sekarang yang termasuk keturunan bangsa Deutero Melayu, misalnya suku
bangsa Jawa, Madura, Menado dan Melayu (Sumatra, Kalimantan dan
Malaka).

Selanjutnya berdasarkan perbedaan ras, manusia ( penduduk ) Indonesia
awal paling tidak ada 4 (empat) ras, yaitu Manusia Purba, Ras Weddid
(Wedda), Ras Papua - Melanesoida (Negrito), dan Ras Melayu (Austronesia).
....READ MORE - Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutero Melayu

Monday, June 11, 2012

Asal Usul Manusia

Menurut penyelidikan para ahli, sebelum ada manusia seperti sekarang ini,
telah ada makhluk pendahulu manusia yang disebut Australopithecus, artinya
kera dari selatan. Mereka hidup antara 8 juta - 2 juta tahun yang lalu. Keadaannya
mirip dengan kera, tetapi jalannya tegak seperti manusia. Mereka adalah jenis
pemakan tumbuh-tumbuhan dan daging (omnivorus). Mereka hidup di padangpadang
terbuka dan bertempat tinggal di gua-gua.



Dalam teori evolusinya, Charles Darwin (1809-1882) mengatakan bahwa
manusia dan kera adalah satu keturunan. Teori ini dikemukakan pada tahun 1864.
Namun, pada waktu itu belum dapat ditemukan bukti, sehingga terdapat apa yang
disebut missing link, artinya mata rantai yang hilang. Ketika E. Dubois menemukan
jenis mahkluk purba Pithecanthropus Erectus (1890), di Trinil, Ngawi lembah
Bengawan Solo, penemuannya dianggap sangat penting. Sebab, makhluk ini
dianggap sebagai missing link seperti yang dikemukakan oleh para ahli.
Berdasarkan penyelidikan dapat diketahui bahwa jenis manusia ini mempunyai
isi atau volume otak 900 cc. Duduk kepalanya di atas leher, tulang keningnya
menonjol ke muka, bagian hidung bergandeng menjadi satu. Ciri-ciri lainnya,
tulang dahinya lurus ke belakang, tulang kakinya sudah cukup besar, gerahamnya
masih besar. Dari ciri-ciri tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jenis manusia
itu merupakan makhluk yang kedudukannya antara manusia dan kera, tetapi
sudah dapat berjalan tegak. Penemuan tersebut dalam dunia pengetahuan dianggap
sangat penting karena menjadi bukti dan dapat memecahkan permasalahan
yang dikemukakan oleh Charles Darwin dalam Teori Evolusinya.



Ditinjau dari sudut biologi (ilmu hayat), manusia merupakan salah satu dari
sejuta lebih jenis makhluk yang ada dan termasuk golongan binatang menyusui
atau mamalia. Dalam kelas mamalia yang merupakan kelas besar dapat dibagi
atas suku diantaranya ada yang disebut suku Primat. Termasuk dalam suku
Primat adalah manusia jenis kera, mulai dari yang kecil (Tarsii) sampai pada
yang besar, seperti Gorila dan manusia masuk di dalamnya.
Suku Primat terbagi ke dalam subsuku, yaitu subsuku Prosimii dan subsuku
Anthropoid. Para ahli biologi menempatkan manusia ke dalam suku-suku
Anthropoid, yang kemudian masih dibagi lagi menjadi tiga infrasuku, yaitu
infrasuku Ceboid, infrasuku Cercopithecoid, dan infrasuku Hominoid. Dalam
infrasuku Ceboid termasuk semua jenis kera, baik yang telah punah maupun



yang sekarang masih hidup di daerah khatulistiwa, khususnya di benua Amerika;
dalam infrasuku Cercopithecoid termasuk semua jenis kera, baik yang telah
punah maupun yang sekarang hidup di kawasan tropis benua Asia dan Afrika;
dan dalam infrasuku Hominoid termasuk semua jenis kera besar dan manusia.
Infrasuku Hominoid kemudian secara lebih khusus dibagi lagi ke dalam dua
keluarga, yaitu Pongidae dan Hominidae. Keluarga Pongidae adalah beberapa
jenis kera besar yang hidupnya terutama di daerah Asia dan Afrika (misalnya
kera Gibbon, Orangutan, Simpanse dan Gorila) sedangkan keluarga Hominidae
adalah manusia purba jenis Pithecantropus dan Neandertal, serta manusia yang
ada sekarang yang disebut Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Fosil jenis
Pithecantropus ditemukan di Jawa, sedangkan fosil jenis Neandertal ditemukan
di Dusseldorf di Jerman. Secara lebih khusus Homo Sapiens terbagi ke dalam
empat ras, yakni ras Australoid, ras Mongoloid, ras Caucasoid, dan ras Negroid.
Untuk lebih jelasnya, perkembangan dari suku Primat sampai kepada Homo
Sapiens, dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
....READ MORE - Asal Usul Manusia

Friday, June 8, 2012

Pengertian Animisme dan Dinamisme

a. Animisme
Setiap benda baik hidup maupun mati mempunyai roh atau jiwa. Roh
itu mempunyai kekuatan gaib yang disebut mana. Roh atau jiwa itu pada
manusia disebut nyawa. Nyawa itu dapat berpindah-pindah dan mempunyai
kekuatan gaib. Oleh karena itu, nyawa dapat hidup di luar badan manusia.
Nyawa dapat meninggalkan badan manusia pada waktu tidur dan dapat
berjalan kemana-mana (itulah merupakan mimpi). Akan tetapi apabila
manusia itu mati, maka roh tersebut meninggalkan badan untuk selamalamanya.
Roh yang meninggalkan badan manusia untuk selama-lamanya itu
disebut arwah. Menurut kepercayaan, arwah tersebut hidup terus di negeri
arwah serupa dengan hidup manusia. Mereka dianggap pula dapat berdiam
di dalam kubur, sehingga mereka ditakuti. Bagi arwah orang-orang terkemuka
seperti kepala suku, kyai, pendeta, dukun, dan sebagainya itu dianggap
suci. Oleh karena itu, mereka dihormati; demikian pula nenek
moyang kita. Dengan demikian timbullah kepercayaan yang memuja arwah
dari nenek moyang yang disebut Animisme.
Karena arwah itu tinggal di dunia arwah (kahyangan) yang letaknya di
atas gunung, maka tempat pemujaan arwah pada zaman Megalitikum, juga
dibangun di atas gunung/bukit. Demikian pula pada zaman pengaruh
Hindu/Buddha, candi sebagai tempat pemujaan arwah nenek moyang atau
dewa dibangun diatas gunung/bukit. Sebab menurut kepercayaan Hindu
bahwa tempat yang tinggi adalah tempat bersemayamnya para dewa,
sehingga gambaran gunung di Indonesia (Jawa khususnya) merupakan
gambaran gunung Mahameru di India. Pengaruh ini masih berlanjut juga
pada masa kerajaan Islam, di mana para raja jika meninggal di makamkan
di tempat-tempat yang tinggi, seperti raja-raja Yogyakarta di Imogiri dan
raja-raja Surakarta di Mengadek. Hubungannya dengan arwah tersebut tidak

diputuskan melainkan justru dipelihara sebaik-baiknya dengan mengadakan
upacara-upacara selamatan tertentu. Oleh karena itu, agar hubungannya
dengan arwah nenek moyang terpelihara dengan baik, maka dibuatlah
patung-patung nenek moyang untuk pemujaan.


b. Dinamisme
Istilah dinamisme berasal dari kata dinamo artinya kekuatan. Dinamisme
adalah paham/kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda
hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris)
mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci. Benda suci itu mempunyai
sifat yang luar biasa (karena kebaikan atau keburukannya) sehingga
dapat memancarkan pengaruh baik atau buruk kepada manusia dan dunia
sekitarnya. Dengan demikian, di dalam masyarakat terdapat orang, binatang,
tumbuh-tumbuhan, benda-benda, dan sebagainya yang dianggap mempunyai
pengaruh baik dan buruk dan ada pula yang tidak.
Benda-benda yang berisi mana disebut fetisyen yang berarti benda sihir.
Benda-benda yang dinggap suci ini, misalnya pusaka, lambang kerajaan,
tombak, keris, gamelan, dan sebagainya akan membawa pengaruh baik
bagi masyarakat; misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah penyakit, menolak
malapetaka, dan sebagainya. Antara fetisyen dan jimat tidak terdapat
perbedaan yang tegas. Keduanya dapat berpengaruh baik dan buruk tergantung
kepada siapa pengaruh itu hendak ditujukan. Perbedaannya, jika
jimat pada umumnya dipergunakan/dipakai di badan dan bentuknya lebih
kecil dari pada fetisyen. Contohnya, fetisyen panji Kiai Tunggul Wulung
dan Tobak Kiai Plered dari Keraton Yogyakarta.
....READ MORE - Pengertian Animisme dan Dinamisme

Thursday, June 7, 2012

Peradaban Lembah Sungai Gangga

1. Lokasi
Lembah Sungai Gangga dengan anak sungainya Yamuna terletak antara
Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Vindhya. Kedua sungai tersebut
bermata air di Pegunungan Himalaya dan mengalir melalui kota-kota besar
seperti Delhi, Agra, dan bermuara di wilayah Bangladesh ke Teluk Benggala.
Sungai Gangga bertemu dengan Sungai Brahmaputra yang bermata air di
Pegunungan Kwen Lun. Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang subur.


2. Pendukung
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang
termasuk bangsa Indo Jerman. Bangsa Aria memasuki wilayah India kurang
lebih tahun 1500 SM melalui Pas Kaiber di Pegunungan Hindu Kush. Mereka

berkulit putih, berbadan tinggi, dan berhidung mancung. Pencahariannya semula
beternak, tetapi setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai
Indus yang subur dan menguasai daerah tersebut, mereka kemudian bercocok
tanam dan menetap.


3. Masyarakat
Bangsa Aria berusaha untuk tidak campur dengan bangsa Dravida yang
merupakan penduduk asli India. Mereka menyebut bangsa Dravida anasah,
artinya tidak berhidung atau berhidung pesek dan dasa yang berarti raksasa.
Untuk memelihara kemurnian keturunannya, diadakan sistem pelapisan (kasta)
yang dikatakannya bersumber pada ajaran agama.


Bangsa Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi.
Akan tetapi, dalam kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan
Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan
inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah
perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut
Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).
Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan masyarakat, bangsa
Arya berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang perkawinan
campur dengan bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya menciptakan sistem
kasta dalam kemasyarakatan. Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan
kewajiban seseorang dalam masyarakat.


Pembagian golongan atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri dari
empat kasta atau caturwarna, yakni : Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan
keagamaan; Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban
menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara, Waisya
(pedagang, petani, dan peternak), dan Sudra (pekerja-pekerja kasar dan budak).
Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang Aria. Kasta Sudra
terdiri dari orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas, ada lagi kasta
Paria/Candala atau Panchama. Panchama yang berarti "kaum terbuang". Kasta
ini dipandang hina, karena melakukan pekerjaan kotor, orang jahat dan tidak
boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum Brahmana.


4. Agama Hindu
Agama dan kebudayaan Hindu lahir pertama kali di India sekitar tahun
1500 SM. Agama dan kebudayaan Hindu ini mengalami pertumbuhan pada
zaman Weda. Kebudayaan Hindu merupakan perpaduan antara kebudayaan
bangsa Aria dari Asia Tengah yang telah memasuki India dengan kebudayaan
bangsa asli India (Dravida). Hasil percampuran itulah yang disebut agama Hindu
atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga
yang disebut Aryawarta (negeri orang Aria) dan Hindustan (tanah milik orang
Hindu). Sejak berkembangnya kebudayaan Hindu di India maka lahir agama

Hindu. Dari India, agama Hindu menyebar ke seluruh dunia dan banyak memengaruhi
kebudayaan-kebudayaan di dunia, termasuk Indonesia.
Menurut pendapat para ahli sejarah, berdasarkan temuan berbagai peninggalan
sejarah, diyakini bahwa bekas kota Mahenjo-Daro (Larkana) dan Harappa
(Punjab) di lembah Sungai Indus merupakan tempat timbul dan berkembangnya
agama Hindu.


Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (Indo-
Jerman) ke India kira-kira tahun 1500 SM. Mereka datang melewati celah Kaiber.
Celah tersebut terletak di pegunungan Hindu Kush, sebelah barat laut India.
Itulah sebabnya celah Kaiber terkenal dengan sebutan "Pintu Gerbang India".
Kemudian bangsa Arya mendesak bangsa Dravida dan Munda yang telah
mendiami daerah tersebut.


Akhirnya bangsa Arya berhasil menempati
daerah celah Kaiber yang sangat
subur. Bangsa Dravida mendiami Dataran
Tinggi Dekan (India Selatan). Bangsa
Munda mendiami daerah-daerah pegunungan.
Pemeluk agama Hindu mengenal tiga
dewa tertinggi yang disebut Trimurti, yakni
Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa
pelindung), dan Syiwa (dewa perusak).
Dewa-dewi lainnya antara lain : Agni (dewa
api), Bayu (dewa angin), Surya (dewa matahari),
Candra (dewa bulan), Indra (dewa
perang), Saraswati (dewi pengetahuan dan
seni), Lakshmi (dewi keberuntungan), dan
Ganesha (dewa pengetahuan dan penolong).
Sumber ajaran Hindu adalah kitab
Weda, yang bermakna pengetahuan
Hindu. Kitab-kitab penganut Hindu:


a. Kitab Weda
Terdiri dari 4 Samhita atau himpunan, yaitu:


1) Reg Weda (merupakan kitab yang tertua), berisi puji-pujian kepada
dewa
2) Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang merupakan pujian
pada waktu melaksanakan upacara
3) Yajur Weda, berisi doa-doa yang diucapkan pada waktu upacara sesaji.
4) Atharwa Weda, berisikan doa-doa bagi penyembuhan penyakit dan
nyanyian sakti kaum brahmana.

b. Kitab Brahmana
Berisi penjelasan kitab Weda, yang disusun oleh para pendeta.
c. Kitab Upanishad
Berisi petunjuk-petunjuk, agar orang dapat melepaskan diri dari
samsara, dan dapat mencapai moksa (kebahagiaan abadi).


d. Kitab yang berisikan cerita kepahlawanan:


1) Mahabharata, karya Wiyasa berisikan cerita peperangan antara
Pandawa melawan Kurawa. Keduanya masih keluarga seketurunan,
yang memperebutkan tahta kerajaan Astina. Perebutan akhirnya
dimenangkan oleh Pandawa.
2) Ramayana, karya Walmiki menceritakan peperangan antara Rama
dengan Rahwana. Peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh Rama.
Cerita Ramayana melambangkan kejujuran (dilambangkan Rama)
melawan keangkaramurkaan (dilambangkan Rahwana).
Inti ajaran agama Hindu didasarkan pada karma, reinkarnasi dan moksa.
Karma adalah perbutan baik buruk dari manusia ketika di dunia yang menentukan
kehidupan berikutnya. Reinkarnasi ialah penjilmaan kembali kehidupan
manusia sesuai dengan karmanya. Bila seseorang berbuat baik akan lahir kembali
ke tingkat yang lebih tinggi; sebaliknya
jika berbuat buruk mengakibatkan reinkarnasi
ke tingkat yang lebih rendah,
misalnya lahir sebagai hewan. Keadaan
hidup-mati kembali merupakan persitiwa
hidup yang menderita (samsara). Moksa
ialah tingkat hidup tertinggi yang terlepas
dari ikatan keduniawian atau terbebas dari
reinkarnasi.


Agama Hindu mengenal pembagian
masyarakat atas kasta-kasta, yaitu
Brahmana, terdiri dari golongan pendeta,
bertugas mengurus soal kehidupan
keagamaan; Ksatria, terdiri dari golongan
bangsawan dan prajurit, berkewajiban
menjalankan pemerintahan termasuk
mempertahankan negara; Waisya, bertugas
untuk berdagang, bertani, dan beternak;
Sudra, bertugas untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan kasar, seperti budak
dan pelayan.
Adanya sistem kasta (caturwarna)
tersebut pada dasarnya merupakan
pembagian tugas dan kelas dalam masya-

rakat Hindu yang didasarkan atas keturunan. Perkawinan antar kasta dilarang,
terhadap yang melanggar dikeluarkan dari kasta (out cast) dan masuk dalam
golongan atau kasta Paria.



5. Agama Buddha
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta, putra raja Sudhodana dari Kerajaan
Kosala. Sidharta berarti orang yang mencapai tujuannya. Ia juga disebut Buddha
Gautama, berarti orang yang menerima bodhi (wahyu), orang yang telah
mendapatkan penerangan. Ia juga disebut Jina artiya orang yang telah mencapai
kemenangan atau Sakyamuni yang berarti orang yang bijaksana keturunan Sakya
Gautama.
Ketika Sidarta Gautama berumur 29 tahun, mencoba mengelilingi desa-desa
di sekitar istana. Sejak itulah ia menjumpai kenyataan yang belum pernah ia lihat
selama hidupnya. Misalnya orang tua, jenazah yang diangkat dengan keranda,
orang sakit, dan rahib (pendeta). Untuk pertama kalinya ia melihat tanda-tanda
penderitaan. Misalnya usia tua, penyakit, dan kematian. Hal inilah yang membuat
Siddarta merasa gelisah. Penderitaan di atas selalu menghantui pikirannya.
Kemudian ia memutuskan untuk mencari jawaban apa hakikat hidup ini.
Untuk mencari jawaban apa hakikat hidup ini, Sidarta Gautama pergi dari
istana dengan menanggalkan semua kemewahan yang terdapat di tubuhnya, dan
berganti pakaian sebagai rahib. Sekitar enam bulan, ia belajar hidup sebagai rahib
seperti bertapa, berpuasa, dan hidup prihatin. Ia mengembara dari satu tempat
ke tempat lain.
Suatu ketika, Sidarta Gautama tiba di desa Gaya, dekat Bihar, Kapilawastu. Di
bawah pohon, ia bersila untuk bertapa, yang kemudian memeroleh penerangan,
yang berarti "menjadi paham tentang makna kehidupan". Peristiwa itu menandai
Sidarta Gautama menjadi Buddha. Tempat Buddha memeroleh penerangan dinamakan
Bodh Gaya. Pohon tempat ia bertapa dinamakan pohon bodhi.

Ada empat tempat yang dianggap
suci oleh umat Buddha,
karena berhubungan dengan kehidupan
Sidharta.
a. Taman Lumbini, di Kapilawastu
yang merupakan tempat kelahiran
Sidharta (563 SM).
b. Bodh Gaya, sebagai tempat
Sidharta menerima penerangan
agung.
c. Benares (Taman Rusa), tempat
Sang Buddha pertama kali mengajarkan
ajarannya.
d. Kusinagara, tempat Sang
Buddha wafat (482 SM).
Oleh Raja Ashoka, keempat
tempat suci tersebut diberi tanda, yakni bunga saroja sebagai lambang kelahiran
Buddha; pohon pippala atau bodhi sebagai lambang penerangan agung; jantera
sebagai lambang memulai memberikan ajarannya, dan stupa sebagai lambang
kematiannya. Peristiwa kelahiran, menerima penerangan agung dan kematiannya
terjadi pada tanggal yang bersamaan, yaitu waktu bulan purnama pada
bulan Mei. Ketiga peristiwa tersebut oleh umat Buddha dirayakan sebagai Waisak
atau Tri Waisak.
Setelah mendapat "penerangan" atau
"sinar terang" Sang Buddha Gautama
memberikan "wejangan" (khotbah) yang
pertama di Taman Rusa. Agama Buddha
tidak mengenal pembagian kasta dan
golongan masyarakat. Dalam agama
Buddha diakui adanya karma, yaitu pembalasan
atau ganjaran bagi manusia dalam
hidupnya. Setiap orang yang beramal baik
pada waktu hidup di dunia akan masuk
nirwana.
Para pemeluk agama Buddha mempunyai
ikrar yang disebut Tri Sarana atau
Tri Dharma, artinya tiga tempat berlindung,
yaitu :
1. Saya berlindung kepada Buddha
2. Saya berlindung kepada Dharma
3. Saya berlindung kepada Sanggha

Buddha, Dharma, dan Sanggha disebut Tri Ratna atau tiga mutiara. Sidarta
Gautama mencapai nirwana yang sempurna, yang disebut Parinirwana. Ajaran
agama Buddha dibukukan dalam kitab suci yang disebut Tripitaka. Tripitaka
berarti "tiga keranjang" karena ditulis pada daun lontar yang tersimpan dalam
keranjang.
Setelah seratus tahun Sang Buddha Gautama wafat, muncul bermacammacam
panafsiran terhadap hakekat ajaran Sang Buddha Gautama. Ajaran
Agama Buddha kemudian terpecah menjadi dua aliran yaitu Buddha Hinayana
dan Buddha Mahayana.
a. Buddha Hinayana melambangkan ajaran Sang Buddha Gautama sebagai
kereta kecil, yang bermakna sifat tertutup. Penganut aliran ini hanya mengejar
pembebasan bagi diri sendiri. Menurut aliran ini yang berhak
"menjadi Sanggha" adalah para biksu dan biksuni yang berada di wihara.
b. Buddha Mahayana melambangkan ajaran Sang Buddha sebagai kereta besar,
yang bermakna sifat terbuka. Penganut aliran ini tidak hanya mengejar
pembebasan bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain. Menurut aliran ini
setiap orang berhak menjadi Sanggha Buddha, sejauh sanggup menjalankan
ajaran dan petunjuk Sang Buddha.
....READ MORE - Peradaban Lembah Sungai Gangga

Info Lainnya