Sunday, May 20, 2012

Inflasi

Kenaikan harga barang dapat bersifat sementara atau berlangsung
terus-menerus. Ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang
lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka gejala ini
disebut inflasi. Jadi, kenaikan harga pada satu atau dua jenis barang
tidak dapat dikategorikan sebagai inflasi.
Dengan demikian, inflasi (inflation) adalah kenaikan harga barangbarang
yang bersifat umum dan terus-menerus. Lawan dari inflasi adalah
deflasi (deflation), yaitu kondisi di mana tingkat harga mengalami
penurunan terus-menerus.

Dari penjelasan di depan, ada tiga komponen yang menjadi indikasi
kenaikan harga hingga dikategorikan sebagai inflasi, yaitu adanya
kenaikan harga, kenaikan harga tersebut bersifat umum dan berlangsung
terus-menerus.

a. Jenis-Jenis Inflasi


Jenis-jenis inflasi dapat dibedakan menjadi:
1) Berdasarkan Tingginya Inflasi
Berdasarkan tingginya inflasi per tahun, inflasi digolongkan
menjadi inflasi ringan (di bawah 10% per tahun), sedang (10%
hingga 25%), berat (25% hingga 100%), dan hiperinflasi (lebih
dari 100%).


2) Berdasarkan Sumber Penyebab
Berdasarkan sumber penyebabnya, inflasi digolongkan menjadi
inflasi tekanan permintaan (demand full inflation) dan inflasi
dorongan biaya (cost push inflation). Inflasi tekanan permintaan
terjadi karena meningkatnya permintaan atau pembelian
masyarakat terhadap barang dan jasa. Sedangkan inflasi
dorongan biaya bersumber dari kenaikan biaya produksi,
misalnya kenaikan harga bahan baku, energi, atau upah pekerja.
Inflasi juga dapat terjadi karena kedua sebab tersebut (inflasi
campuran).


3) Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, inflasi digolongkan menjadi inflasi dari
dalam negeri (domestic inflation) dan inflasi dari luar negeri
(imported inflation).



b. Teori-Teori Inflasi
Gejala-gejala inflasi dapat dijelaskan dengan teori-teori inflasi.


1) Kuantitas
Teori kuantitas tergolong teori inflasi
yang paling awal. Meskipun demikian,
masih bisa digunakan untuk menjelaskan
proses inflasi pada zaman modern saat
ini. Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher.
Teori ini menekankan bahwa inflasi
dipengaruhi oleh pertambahan jumlah
uang beredar dan anggapan masyarakat
terhadap kenaikan harga-harga (faktor
psikologis).
Menurut teori kuantitas, apabila
penawaran uang bertambah maka
tingkat harga umum juga akan naik.
Hubungan langsung antara harga dan
kuantitas uang seperti yang digambarkan
oleh teori kuantitas uang sederhana
dapat digunakan untuk menerangkan
situasi inflasi.


2) Teori Keynes
Menurut Keynes, inflasi terjadi
karena ada sebagian masyarakat yang
ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Proses inflasi merupakan
proses perebutan bagian rezeki di antara
kelompok-kelompok sosial yang menginginkan
bagian lebih besar dari yang
bisa disediakan oleh masyarakat tersebut.
Proses perebutan ini terlihat pada
keadaan di mana permintaan masyarakat
terhadap barang-barang selalu
melebihi jumlah barang yang tersedia.
Hal ini menimbulkan apa yang disebut
celah inflasi atau inflationary gap.
Celah inflasi timbul karena golongangolongan
masyarakat berhasil mewujudkan
keinginan mereka menjadi permintaan
efektif (permintaan berdaya beli) terhadap barang-barang
dan jasa. Golongan masyarakat tersebut adalah pemerintah,
pengusaha, dan serikat pekerja. Pemerintah berusaha
memperoleh pendapatan yang besar dengan cara mencetak

uang baru. Pengusaha melakukan investasi dengan modal yang
diperoleh dari kredit bank. Sedangkan pekerja berusaha
memperoleh kenaikan upah/gaji agar bisa lebih banyak membeli
barang dan jasa. Inflasi akan terus berlangsung selama jumlah
permintaan efektif dari semua golongan masyarakat tersebut
melebihi jumlah output yang dihasilkan.


3) Teori Strukturalis
Teori strukturalis disusun berdasarkan pada pengalaman
di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberikan perhatian
besar terhadap struktur perekonomian di negara berkembang.
Inflasi di negara berkembang terutama disebabkan oleh faktorfaktor
struktur ekonominya. Menurut teori ini, kondisi struktur
ekonomi negara berkembang yang dapat menimbulkan inflasi
adalah:


a) Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor
Nilai ekspor di negara berkembang tumbuh secara
lamban dibandingkan pertumbuhan sektor-sektor lain.
Adapun penyebabnya adalah harga produk-produk
pertanian yang tidak stabil atau rendah dan produksi
barang-barang ekspor tidak mampu mengikuti perubahan
harga.


b) Ketidakelastisan Penawaran atau Produksi Makanan di
Dalam Negeri
Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh
secepat pertambahan penduduk dan pendapatan per
kapita. Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam
negeri cenderung naik, sehingga melebihi kenaikan harga
barang-barang lain. Dampak yang ditimbulkan adalah
munculnya tuntutan karyawan untuk mendapat kenaikan
upah atau gaji. Naiknya upah karyawan menyebabkan
kenaikan ongkos produksi. Hal ini berarti akan menaikkan
harga barang-barang. Kenaikan harga barang-barang
tersebut mengakibatkan munculnya kenaikan upah lagi.
Kenaikan upah kemudian diikuti oleh kenaikan harga
barang-barang, begitu seterusnya.


c. Proses Terjadinya Inflasi di Indonesia
Bagaimana cara kita menjelaskan proses terjadinya inflasi di
Indonesia? Seperti Anda ketahui, inflasi timbul karena adanya
tekanan dari sisi penawaran (cost push inflation), dari sisi permintaan
(demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. Cost push inflation
dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara mitra dagang, peningkatan
harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price),
dan terjadi kekurangan penurunan akibat bencana alam dan
terganggunya distribusi.


Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya
permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaan (output
gap). Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh
output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total
(aggregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian.
Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat dan pelaku ekonomi apakah lebih cenderung bersifat
adaptif. Hal ini tercermin dari pembentukan harga di tingkat produsen
dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar
keagamaan dan penentuan upah minimum regional (UMR).

1 comment:

  1. Inflasi terus menggerus! memang udah saatnya pinter-pinter deh atur duit.. Baca artikel ini agar terhindar dari inflasi.
    investasi yang aman dari inflasi

    ReplyDelete

Info Lainnya