Ketika menyaksikan lava panas meleleh dari gunung api yang
sedang meletus, orang percaya bahwa di dalam Bumi terdapat cairan
yang sangat luas. Orang zaman dahulu mengira bahwa cairan panas
itu berasal dari neraka yang letaknya di dalam Bumi. Saat itu, materi
panas yang ada di dalam Bumi menjadi teka-teki.
Setelah beberapa ribu tahun kemudian, para ahli
mulai menemukan titik terang bagaimana cairan panas itu
terbentuk. Menurut para ahli, pada mulanya inti Bumi
masih kecil. Namun, seiring bertambahnya massa,
gravitasinya menjadi semakin kuat. Gravitasi yang kuat
menyebabkan benda-benda kecil seperti meteor ditarik
Bumi dengan kecepatan yang tinggi sehingga terjadi
benturan. Benturan-benturan antara benda-benda kecil
dengan Bumi itulah yang menyebabkan inti Bumi menjadi
panas.
Petunjuk tentang material penyusun Bumi diberikan
oleh beberapa meteorit yang pernah menabrak Bumi.
Berdasarkan penelitian, meteorit itu tersusun oleh mineral
besi dan silikat. Dari penelitian ini, para ahli menyimpulkan
bahwa bahan utama Bumi adalah besi dan
silikat.
Selain bahan utama tersebut, terdapat unsur lain yang beberapa
di antaranya bersifat radioaktif (bahan utama nuklir). Radioaktif yang
paling penting adalah uranium yang sekarang masih ada. Para ahli
berpendapat, dahulu pasti ada bahan radioaktif lain yang sekarang
telah berubah menjadi bahan biasa kemudian melepaskan energi panas
yang melelehkan besi dan silikat. Karena lebih berat daripada silikat,
besi cenderung mengendap ke pusat menjadi inti Bumi.
Kini, kamu telah tahu bahwa inti Bumi berupa besi yang sangat
panas, suhunya kira-kira 3.900°C. Karena panasnya, bagian inti yang
cair ini selalu bergolak. Gerakan inilah yang kemudian menyebabkan
gempa serta melahirkan gunung dan pegunungan. Gerakan ini jugalah
yang menyebabkan benua-benua bergeser.
Pendapat bahwa benua-benua bergeser seperti balok-balok kayu
yang mengapung di kolam sempat dicemoohkan orang selama
bertahun-tahun. Namun, pada akhirnya ditemukan bukti-bukti yang
menguatkan pendapat tersebut. Berdasarkan bukti-bukti itu, para ahli
yakin bahwa dahulu benua-benua yang ada sekarang ini pernah
menyatu yang disebut Pangaea.
perkembangan muka Bumi dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a. 200 Juta Tahun yang Lalu
Benua-benua tergabung dalam satu superbenua bernama Pangaea.
Amerika Utara dan Eurasia merupakan bagian utara Pangaea dan
disebut Laurasia. Benua-benua lain bergerombol di segmen
selatan, yaitu Gondwana. Di sebelah timur terdapat Laut Tethys.
b. 180 Juta Tahun yang Lalu
Benua Pangaea mulai pecah, dengan munculnya Samudra Atlantik
Utara di antara Laurasia dan Gondwana. Gondwana sendiri pecah
menjadi tiga bagian dan Laut Tethys menjadi lebih sempit.
c. 135 Juta Tahun yang Lalu
Sebuah retakan melebar antara Amerika Utara dan Eurasia dengan
memperlebar Atlantik Utara. Amerika Selatan dan Afrika mulai
terpisah sepanjang suatu retakan yang menjadi Samudra Atlantik
Selatan. India bergerak ke utara menuju Asia.
d. 65 Juta Tahun yang Lalu
Amerika Selatan dan Afrika telah menempuh jalan masingmasing.
Amerika Utara dan Eropa masih berhubungan dengan
Greenland. Sedangkan India mendekati Asia.
e. Saat Ini
Greenland telah terpisah, sementara Australia telah berpindah
ke utara dari Antartika. India telah menabrak Asia.
f. Prediksi 50 Juta Tahun yang Akan Datang
Samudra Atlantik terus melebar, sementara Samudra Pasifik
menciut. Australia mendekati Asia. Lembah retak Afrika terbuka
dan tergenang. Laut Merah melebar dan Teluk Persia lenyap.
No comments:
Post a Comment